Kamis, 26 Januari 2017

Apakah yang Sebenarnya Paling Berbahaya di Laboratorium ?

Apakah yang Sebenarnya Paling Berbahaya di Laboratorium ?

Autoklaf menjadi pertimbangan dalam hal ini. Alat yang digunakan oleh ilmuan untuk mensterilkan alat dengan uap panasnya menjadi pertimbangan dalam hal sesuatu yang paling bahaya di laboratorium. Atau pertimbangan lainnya yaitu head gun yang digunakan untuk mengeringkan gelas dan untuk menghangatkan perangkat distilasi. Hal ini juga memicu sesuatu kejadian yang menyebabkan kebakaran dan ledakan yang tiba-tiba, tanpa bisa diperkirakan. Wadah kaca dalam ruang vakum dapat meledak dan menghamburkan pecahan beling ke segala arah. Lain lagi dengan centrifuge, rotor centrifuge bisa gagal dan menyebabkan ledakan dengan isi bahan kimia.Vessel bajajuga menjadi pertimbangan dengan memiliki beban tekanan yang tinggi berisi cairan maupun gas yang dapat meledak dan melemparkan logam kepada para pekerja. Namun tidak satu pun dari instrument tersebut yang hampir sama berbahayanya dengan satu-satunya hal yang ditemukan di setiap laboratorium di bumi ini, yaitu kita.

Ketika kecelakaan laboratorium menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian, kesalahan yang dilakukan oleh manusia biasanya menjadi penyebab utamanya dan paling pantas dipersalahkan. Pada tahun 1997, Elizabeth Griffin, 22 tahun, seorang peneliti primate di Universitas Emory terkena kotoran monyet di matanya akibat lemparan yang dilakukan oleh monyet yang ia teliti, pada saat itu ia tidak mengenakan kacamata pelindung. Akhirnya setelah enam minggu ia meninggal karena komplikasi Herpes B yang berasal dari kotoran monyet tersebut.

Setahun sebelum kejadian Elizabeth, seorang professor bernama Wetterhahn sengaja meneteskan dimetilmerkuri ke tangannya yang sudah dilapisi sarung tangan. Kemudian bahan kimia tersebut merembes dengan cepat melelui sarung tangannya. Singkat cerita, 10 bulan kemudian ia meninggal karena keracunan merkuri.

Pada tahun 2009, Sheharbano Shangji, 23 tahun, seorang asisten laboratorium di Universitas of California di Los Angles terbakar dan meninggal akibat tidak menggunakan jas laboratorium tahan api setelah api merambat dan menyambar sweaternya.

Semua kecelakaan diatas mungkin sering sekali terjadi di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan. James Kaufman seorang presiden nirlaba Laboratory Safety Institute mengatakan bahwa tingkat kecelakaan laboratorium di sekolah dan perguruan tinggi 100 kali lebih besar daripada kecelakaan di industry kimia. Walaupun begitu, tetapi tidak ada yang mengetahui jumlah persis kasus yang terjadi. Badan Statistik AS hanya mencatat kecelakaan pada laboratorium professional. Sementara Dow, DuPont dan produsen bahan kimia lainnya menegakkan keselamatan laboratorium yang ketat.

Tugas-tugas atau pekerjaan laboratorium rutin yang menewaskan orang-orang diatas sebenarnya lebih berbahaya dari supercolliders atau juga bahaya biosafety tingkat IV.

Gigi Gronvall seorang ahli imunologi di University of Pittsburgh Center untuk Biosekuriti mengatakan bahwa “Hal yang paling berbahaya adalah kesalahan manusia, dan laboratorium dengan standar yang tinggi (baik kedisiplinan dan fasilitasnya) memiliki bahaya yang jauh lebih kecil”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar